gambar 1
A. Keselamatan kerja pemakaian pestisida.
Pada saat berhadapan dengan pestisida perhatian petani umumnya fokus pada pengendalian OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ), sehingga keselamatan kerja pemakaian pestisida dan pencemaran lingkungan tidak mendapat perhatian. Sering terlihat petani melakukan kebiasaan berbahaya pada saat menangani pestisida, seperti merokok pada saat menyemprot,mencuci alat semprot di sungai atau membuang wadah bekas pestisida sembarangan. Peningkatan pengetahuan akan bahaya pestisida merupakan cara yang baik untuk meningkatkan kesadaran seseorang akan bahaya pestisida.
Ilustrasi berikut adalah contoh sederhana yang terjadi akibat kecerobohan penggunaan pestisida. pemakai pestisida dengan dosis yang tepat tapi tetap membuang botol bekas pestisida di sungai, plankton dalam air menyerap pestisida ke dalam tubuhnya, selanjutnya seekor ikan memakan ribuan plankton dari air akan menimbun residu pestisida yang besar dalam tubuhnya,kemudin manusia memakan ikan dari sungai tadi akan menerima residu pestisida yang lebih besar lagi. Lambat laun jika pestisida tidak di tangani dengan benar maka residu pestisida tersebut kembali dan meracuni manusia.
Dampak buruk akibat pemakaian pestisida bagi manusia di rasakan dalam jangka panjang,bahkan terjadi setelah beberapa generasi dari penyakit yang sederhana seperti penyakit kulit,gangguan pernafasan,gangguan pencernaan,gangguan penglihatan hingga kanker telah sering di beritakan. Untuk menghindarinya, selain penerapan pengelolaan hama terpadu untuk mengurangi pemakaian pestisida,kaidah kaidah keselamatan kerja berikut perlu diperhatikan.
1. Baca instruksi dan pengarahan pada label pestisida menyangkut konsentrasi dan dosis yang tepat,aturan keselamatan, serta pertolongan bagi penderita keracunan. Beberapa menit untuk membaca dan memahami label pestisida dapat menghindari kecelakaan fatal yang tidak perlu terjadi.
2. Jaga kemasan pestisida agar selalu tertutup rapat,kecuali saat menuangkan pestisida ke tangki semprot.
3. Simpan selalu pestisida dalam wadah aslinya dengan label masih menempel pada kemasan.
4. Jangan memindahkan pestisida ke dalam wadah lain.
5. Simpan pestisida pada tempat yang kering, berventilasi dan tidak panas.
6. Tidak diperkenankan merokok,makan dan minum selama menangani pestisida.
7. jangan membuka kemasan dengan cara memaksa atau mencongkel,karena jika tidak berhati hati cairan pestisida akan tersembur keluar dan mengenai muka.
8. Jangan menguunakan alat semprot bocor.
9. Gunakan alat pelindung pada saat menangani pestisida.
10. Jangan menyemprotkan pestisida pada tanaman yang akan di panen,khususnya untuk tanaman yang akan di konsumsi tanpa mengupas kulitnya, karena residunya bisa ikut termakan.
11. Hindari jatuhnya pestisida ke dalam sungai,danau atau sumur.
12. jangan melakukan penyemprotan jika suhu udara lebih tinggi dari 35 derajat Celcius.
13. Jangan menyemprot melawan arah angin sehingga kabut semprot tidak bertiup ke arah anda.
14. Jangan meniup Nozel yang tersumbat,gunakan jarum halus untuk membersihkan nozel.
15. Tempatkan kemasan bekas pestisida ke dalam kantung plastik tertutup rapat dan sebaiknya di kirim ke pembuangan limbah B3 yang telah di tunjuk pemerintah,jika belum ada lokasi pembuangan limbah B3, kemasan bekas pestisida sebaiknya di kubur dalam tanah.
16. Larang anak anak untuk menyemprot pestisida atau bermain main dengan bekas wadah pestisida.
17. Jangan menggunakan wadah bekas pestisida sebagai tempat bahan lain.
B. Pertolongan Pertama Penderita Keracunan Pestisida.
Langkah langkah pertolongan pertama pada korban keracunan pestisida.
1. Seseorang yang akan menolong korban tidak boleh terlihat panik sehingga korban semakin cemas.
2. Jika pestisida tertelan dan korban masih sadar, buatlah korban muntah dengan cara mengorek belakang tenggorokan dan / atau memberikan larutan garam dapur satu sendok makan penuh dalam segelas air hangat. jika korban tidak sadar ,tidak boleh di buat muntah,karena sangat berbahaya. Jika pestisida tertelan jangan melakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
3. Korban yang menelan fungisida senyawa tembaga tidak boleh di rangsang untuk muntah,tapi dirangsang untuk buang air besar ( bilas lambung ) dengan pemberian arang aktif.
4. Jika korban berhenti bernafas, segeralah memberi nafas buatan . Terlebih dahulu bersihkan dari air liur,lendir atau makanan yang menyumbat jalan nafas.
5. Jika terkena kulit segera cuci dengan air dan sabun.
6. Jika pestisida mengenai mata, cuci dengan air yang banyak selama 15 menit.
7. Jangan memberi susu atau makanan berminyak pada korban keracunan organoklorin, karena akan menambah penyerapan organoklorin oleh organ pencernaan.
8. Jika korban tidak sadar,usahakan agar jalan pernafasannya tidak terhalang. Lepaskan gigi palsu,bersihkan mulut dari air liur,lendir atau makanan. Letakkan penderita dalam posisi tengkurap dengan kepala menghadap kesamping dan bertumpu pada kedua tangannya yang ditekuk.
9. Jika penderita kejang, usahakan tidak ada yang membuatnya cidera, longgarkan pakaian sekitar leher,taruh bantal di bawah kepala,lepaskan gigi palsu, dan sisipkan ganjal diantara gigi atas dan bawah agar korban tidak menggigit bibir dan lidahnya.
10. Bawalah segera korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. tunjukkan kemasan pestisida yang telah meracuninya kepada para medis yang bertugas, agar paramedis dapat menentukan dengan cepat dan tepat tindakan yang harus dilakukan.
Sumber: Novizan,Ir.2002.Petunjuk Pemakaian Pestisida.Jakarta:Agromedia pustaka.
Gambar 01 : https://www.sistemmanajemenkeselamatankrja.blogspot.co.id